Oleh: Ningrum | 11 September 2008

Ter-untuk Hidup

Sudah beberapa  hari ini aku gelisah. Akankah aku mampu memenuhi harapanku?
Kata banyak orang tua, hidup sudah ada yang mengatur, kita-masing-masing pun sudah dijatah menjadi lakon yang berbeda dalam memainkan peran. Mampukah aku memainkan peran itu sebaik mungkin? Melewati episode demi episode. Aku ingin sekali mensudahkan-berhasil melewati fase-fase ini

Hmmm….
Bagiku, hidup itu misteri, penuh katak tahuan dan sedikit ketahuan. Kalaupun kemudian tahu, seringkali akan dihadapkan  pada ke-tak-tahuan yang lebih besar.
Hidup, terlalu banyak maknamu…
Ada yang bisa dimengerti, banyak yang tak mampu kubaca, tak dapat diterjemahkan untuk ditakzimi, ya walaupun  aku sudah mencoba memaknai dan mengkhidmatinya. Barangkali kemampuanku memang masih terbatas, atau memang aku yang terlalu bodoh untuk hidup?

Banyak tanda sebagai penanda, tapi aku sering tidak menyadari keberadaanya.
Baru sadar setelah semuanya menjadi satu-sebuah peristiwa.
Barangkali memang aku terlalu naif untuk hidup ini.
Oh hidup…

Hidup, kau sering membuat gelisah dan khawatir aku, hhaha terkadang kaupun tiba-tiba membuat bahagia aku, ya aku tak ingin berdusta padamu. Karena akupun tak ingin kau mendustaiku.
Hidup, aku minta tolong padamu untuk tidak mempermainkan aku, karena aku tidak ingin main-main dengan hidup ini.
Terlalu beresiko! Beresiko karena aku yang masih begini
Tapi barangkali itulah hidup, penuh resiko! Butuh keberanian!

Benarkah aku sudah sepenuhnya berani?
Entahlah, kadang-kadang tiba-tiba saja ketakutan datang ketawa ketiwi khas gaya meledek kepadaku. Tanpa kubisa membalas meledeki ketakutan  itu.
Hidup mengapa kau datangkan  juga ketakutan? Apa ini caramu mengajari aku agar tahu bagaimana dan apa itu   keberanian?

Hidup, mengapa aku juga belum bisa mengerti keseluruhan mu?
Bukan berarti aku tak mau mencoba memahamimu
Bukan sebab aku tak bertujuan
Tapi sungguh, aku sedang gelisah…


Tinggalkan komentar

Kategori