Perempuan yang gigih, cekatan dan cerdas,
Lebih dari kami semua,saat di usia produktif.
Tapi itu sudah berlalu.
Beliau adalah sosok yang tabah juga bijaksana.
Kini, daya raga tak melimpah lagi padanya, ini sebuah takdir.
Memori dan imajinasi yang tersisa lalu berbaur, terus menghantui
Seperti ingin bermain dan mempermainkan
Suara… ya suara
Siapa gerangankan suara-suara itu?
Mengapa juga sering menggoda yang renta?
“Nyata ini nyata…. terdengar”
“Ku bisa mendengar yang tak kalian semua dengar”
Lalu…..
Tersadar, dan terucap “ini goda, terus berputar, tak nyata, letih ”
“Jangan sakit hati nok, ini hanya goda”
Lagi tenang, ketika shalat dan bertasbih
Juga ketika berucap
“Doakan yo nok, untuk bisa menata hati dan mendapatkan khusnul khatimah”
Beberapa hari ini, pendengaran beliau juga tampak menurun fungsinya
Berbeda saat kali pertama aku datang pada beliau Juni lalu.
Ya Allah limpahkanlah kasih sayang pada beliau
Jika Kau memangil, Panggillah beliau dalam waktu dan keadaan yang baik
Juga untuk perempuan ketiga (belum akan tertuliskan).
Wajah beliau ke-3 bercahaya sama dengan beliau ke-2 di Juli 2009 kala bersanding.
Aura ini tak asing, melihat yang tangguh di 18 November 2005 dan “dipanggi;” di 4 Maret 2006.
Ini sebuah rahasia Allah untuk waktu dan manusia…….
Kapan? Tak tahu……
Untuk beliau-beliau, semoga tetap berada dan terus terjaga pada shirattal mustaqiem, amin….
Tinggalkan Balasan