Oleh: Ningrum | 29 Oktober 2022

Strategi Mengenalkan Huruf pada Anak Usia Dini

Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor 146 tahun 2014 Yang masih menjadi acuan dalam Pendidikan Anak Usia Dini menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.


Salah satu dari upaya pembinaan yang dilakukan untuk mempersiapkan anak- anak supaya memiliki kesiapan dijenjang pendidikan lebih lanjut adalah melatih anak agar anak memiliki kemampuan merangkaikan huruf menjadi kata. Namun sebelum kemampuan itu ada, anak harus mampu mengenal huruf, menyesuaikan bentuk huruf dan bunyinya. Pendidik harus memperhatikan tahapan –tahapan yang bisa disebut aturan main yang digunakan dalam rangka mengenalkan huruf.
Biasanya, guru disekolah mengenalkan huruf vokal terlebih dahulu, a, i, u,e, dan o. Namun pegalaman diri dalam mendampingi anak mulai dari mengenal huruf hingga mampu membaca, menggunakan cara sebagai berikut :





Pertama, mengajarkan huruf anak harus dengan tahapan dan konsistensi, tahap pertama empat huruf abcd, tahap berikutnya e,f,g, h dan seterusnya. Ada anak yang mampu secara acak mengingat 5 atau lebih huruf dalam sekali , namun juga ada yang tidak. Jadi Pendidik harus bersabar dengan kemampuan mengingat, kemampuan visual anak yang berbeda beda.


Kedua, mendekatkan huruf a dengan sesuatu yang dekat dengan anak. Contohnya jika anak yang tinggal di desa maka lekatkan huruf a dengan sesuatu yang kerap dilihat anak yaitu ayam, pabila anak perkootaan, huruf a dapat dilekatkan dengaan angkot, jika anak berdomisili di daerah pariwisata maka huruf a dilekatkan dengan andong. Hal tersebut pun berlaku untuk huruf huruf lainya, sejauh ini, hal-hal yang dekat tersebut sangat membantu anak dalam mengingat bunyi.

Ketiga, mendekatkan huruf atau bentuknya dengan sesuatu yang menyerupainya. Biasanya kekeliruan dalam mengingat bentuk atau anak sering tertukar bunyinya terjadi pada saat mengucapkan huruf b,d, p dan q. Masalah ini dapat dibantu dengan mengajak anak menggunakan telapak tangan yang dikepalkan (kecuali ibu jari) posisi ibu jari ditegakkan. Bila huruf b maka lihat kepalan tangan kiri, huruf d lihat kepalan kanan . Guru menyebutkan huruf kanan kiri dengan intonasi yang bebeda, sehingga anak dapat mendengarkan nada yang berbedaa (tidak datar). Untuk huruf p dan q, posisi kepalan tangan membelakangi wajah, posisi jempol dibawah, lalu ucapkan p dan q dengan bernada.

Keempat, menggunakan media flash card bergambar. Media ini juga memiliki pengaruh, mengingat kemampuan kognitif anak masih pada tahap pra operasional, sehingga membutuhkan hal-hal kongkrit untuk memahami berbagai hal, termasuk dalam mengenal huruf.


Kelima, repitisi (pengulangan) dan suasana yang menyenangkan juga merupakan hal yang sangat penting bagi anak untuk dapat menerima pembelajaran dengan baik . Juga Perlu diingat bahwa pembelajaran yang dikemas dengan bermain penuh makna maka pembelajaran itu akan lebih mudah melekat dan tersimpan dalam memori anak-anak dengan baik. Bersambung…

Oleh: Ningrum | 13 Desember 2021

N o R e a s o n

Ketika warna rasa dan riuhnya fikir tidak mampu dituangkan pada deretan kalimat dalam sebuah narasi sebagai jalan untuk mengalirkan realitas rasa sebagimana biasanya. Maka, pilihan “obat” ada pada membaca kalimat (Kalam Allah) yang senyatanya diri tidak memahami terkecuali hanya dengan membuka terjemahannya. Meski kemampuan tidak sempurna, atas izin Allah yag Rahman, semoga vibrasi yg mampu didengar diri dapat menenangkan dan menjadi penawar atas apa-apa yg dirasa dan dilakukan (diikhtiarkan) #manusiabiasa

Oleh: Ningrum | 19 September 2018

Sandaran, Mana Sandaran

Aktivitas terkadang merupakan hal yang menyenangkan, namun ada kalanya juga aktivitas bisa menjadi sesuatu yang melelahkan dan kejadiannya dan rasanya seperti berulang, berulang dan berulang.  Namun, apapun yang terjadi, ada dorongan dalam diri untuk tetap mensyukurinya. Memang seperti itu to perintah-Nya. Baik- buruk, menyenangkan-membosankan tetap harus diterima dan dicari-ditemukan dan disadari hikmahnya. Hal tersebut sering  saya sebut dengan Baca Selengkapnya..

Oleh: Ningrum | 30 Agustus 2018

Sederhananya Bahagia

ibu.jpg

Sebuah tempat memang kerap menjadi stimulus terbukanya sebuah memori. Ingatan yang berkaitan dengan orang-orang yanag pernah berinteraksi pada masa lalu dan kejadian-kejadian yang pernah dilalui.
* **
Hari ini saya mengantarkan ibu ke dokter Agus (sesuai permintaan ibu), berikut waktunya (pagi hari). Sesampainya di sana, kami antri di tempat yang sudah disediakan. Sembari menunggu, ibu bercerita kalau dulu ibu ke tempat dokter, dindingnya masih papan dan di Metro masih Baca Selengkapnya..

Oleh: Ningrum | 23 Januari 2016

Komik Cinta Rosul

20160120_212209

Komik Pengen Jadi Baik

Menyampaikan nilai-nilai kebaikan tidak harus dengan cara-cara yang formal  dan  di tempat tertentu. Mentransfer nilai-nilai kebenaran kepada orang lain dapat dibungkus  dengan kemasan yang  tak terlalu serius (tapi bukan berarti ngelawak ya). Begitupun dengan upaya  mengenalkan ajaran-ajaran Rasulullah Sallallahu Allaihi Wassalam. Bahasa singkat dari aktivitas ini adalah Baca Selengkapnya..

Oleh: Ningrum | 7 Desember 2015

Hujan dan Kedamaian Tak Berbatas

Berada dikeheningan

tak ubahnya seperti berada di tengah lautan.

Melihat ke dalam diri, begitu kecil, dalam hamparan tak Baca Selengkapnya..

Oleh: Ningrum | 3 Agustus 2015

Antara Wisuda dan Hidup

Situasi bisa mempengaruhi kondisi jiwa, senang, bahagia atau sebaliknya. Namun pada banyak kesempatan, khidmatan lahir dalam kesederhanaan dan dalam pemaknaan. Sebaliknya, kegemerlapan, keberlebihan dan perayaan yang raya seringkali Baca Selengkapnya..

Oleh: Ningrum | 7 Juni 2015

Sandaran Iman

Kata atau kalimat “sandaran hati” sudah terlalu mainstream, sudah biasa. Tetapi kalau “sandara iman” terdengar luar biasa, seperti ada sebuah kekuatan yang melebihi sandran hati.

Sandaran iman terstimulus oleh perasaan diri yang sedang merasa hampa. Semangat dalam beribadah sedang tak menunjukkan grafik yang semakin tinggi, justru sebaliknya, merasa iman sedang terjun walau tanpa menggunakan parasut sebagai alat bantu.

Lain kali dilanjutkan 🙂

Older Posts »

Kategori