Oleh: Ningrum | 30 Agustus 2018

Sederhananya Bahagia

ibu.jpg

Sebuah tempat memang kerap menjadi stimulus terbukanya sebuah memori. Ingatan yang berkaitan dengan orang-orang yanag pernah berinteraksi pada masa lalu dan kejadian-kejadian yang pernah dilalui.
* **
Hari ini saya mengantarkan ibu ke dokter Agus (sesuai permintaan ibu), berikut waktunya (pagi hari). Sesampainya di sana, kami antri di tempat yang sudah disediakan. Sembari menunggu, ibu bercerita kalau dulu ibu ke tempat dokter, dindingnya masih papan dan di Metro masih arang (jarang; sedikit) bangunan.
Tet, tibalah giliran kami. Masuk ruangan, didata lalu diperiksa. Disela-sela pemeriksaan ada sedikit obrolan. Diantaranya adalah bahwa dokter koleganya bapak rahimahullah jaman dulu (kisaran waktunya, saya belum sekolah TK). Masih Ingat dok? Masih ingat saya dengan Pak Hadi (berikut pekerjaannya), kacamata dan perawakannya. “Pak Hadi itu orangnya antik”, saya terjemahkan antik itu dengan anti mainstream :D.

Kemudian dokter yang saya nilai sudah berumur tepi tetap bugar itu pun mau bercerita ketika dia bertugas pada jaman dahulu. “Dulu saya menangani pasien sampai Gaya Baru, Jepara (yang dulu masuk wilayah Pemda Lampung Tengah), baru saya seorang. Jadi saya naik motor boncengan sama perawat ke daerah-daerah, untungnya perawatnya laki-laki, jadi ya gak apa-apa. Kalau perempuan bisa bisa wah”. Beliau pun memberitahukan kemana-mana pakai motor, jaman dulu harga motor hanya 200 san ribu. Mobil hanya berkisar 2 jutaan “Dulu mobil yang paling ngetop mobil Jeep hartop. Wah kalau sekarang mobil paling murah mah sudah ratusan juta”

Kemudian pun beliau bercerita hal-hal lain yang ada kaitannya dengan Bapak. (Hihi jarang-jarang ada dokter mau ngobrol). Lalu, pemeriksaan dan sedikit tindakan selesai, kami diminta datang lagi di hari sabtu pagi. “Sabtu kesini lagi ya, mau datang jam berapa?”. Ya dokter jam berapa adanya. “Jam 9 nan ya, karena sabtu pagi saya olahraga dulu”. Saya jawab oke dok. Nah mungkin itulah kuncinya, kalau mau sehat-bugar, harus ramah sama orang *hohoho dan berolah raga meski sudah berumur .

Keluar dari ruangan , ibu saya menambahi cerita, dari dulu senang olahraga dokternya. “Dulu kan teman bapak main tenis”. Oh gitu pantesan masih ingat. Lanjut dalam hati, bapaku ternyata gaul (bergaul lewat olahraga juga) *satu hal yang baru saya ketahui tentang bapak.

Btw, real bahwa memori ibu terstimulus oleh tempat dan orang-yang berinteraksi dengan kekasih hatinya (bapak) di jaman dahulu 😀
*Oh ya note lainnya ; mengajak jalan-jalan orang tua itu perlu, apalagi kalau orang tua sudah minta di temani jalan. Karena hal tersebut selain akan mengurangi rasa jenuhnya, berkeliling (jalan-jalan) akan menstimulus ingatan. Potensi-keinginan berbaginya akan mucul melalui bercerita. Efeknya, kesenangannya pun akan muncul ketika perasaan didengarkan dan diperhatikan didapatkan. So, membuat orang lain nyaman dan bahagia juga bisa dilakukan dengan sebuah kesediaan, kesediaan untuk mendegarkan dan memberikan feed back pada hal-hal yang diceritakan.

Semoga usia dan rizkinya selalu berkah ya bu, bermanfaat bagi orang lain dan khusnul khotimah. Pokoe maafkan anakmu ini jika belum sepenuhnya (belum selalu) bisa menjaga senyum dan bahagianya ibu. Lop yu pul Buk!!


Tinggalkan komentar

Kategori